Sabtu, 24 Mei 2008

just a thought

2 hari yang lalu, gue sama Asuri pulang bareng naik damri . Kita berdua kesorean, jam 6 gitu baru pulang dari Jatinangor . Itu juga untung masi ada damrinya . Kita mengobrol .. mengobrol .. dan tiba-tiba Asuri ngomong :

"Aku bersyukur loh kita bisa ngerasain naik bis kaya gini, ada perjuangannya .. seru ."

Gue ngeiyain . Selaku Damriders (baca : damraiders ya, biar keren .. hehe) yang setiap hari menggunakan jasa bis butut tapi murah-meriah ini, gue bener-bener bersyukur . Kenapa bersyukur ? Karena banyak hal yang bisa gue alami, gue lihat sekaligus gue renungkan waktu gue naik damri . Hal yang nggak akan bisa gue dapet kalo seandainya gue ngekost atau pulang-pergi naik kendaraan pribadi .

Dengan naik damri, gue bisa ngerasain yang namanya perjuangan untuk dateng ke kampus dan menuntut ilmu . Sebelum belajar gue harus berebutan buat naik bis, desak-desakan, nggak dapet kursi, panas .. banyak banget . Tapi jadinya gue sangat menghargai waktu-waktu gue di kampus . Ibarat kata, masa gue udah cape-cape berangkat dan rebutan naik damri terus di kampus cuma bengong doang .

Udah gitu, di damri gue bisa ngeliat berbagai macam orang . Tipe lebih tepatnya . Ada orang yang cuek mau duduk atau berdiri, ada yang egois nggak mau geser padahal bis udah penuh, ada cowok yang nggak gentle alias tetep duduk walaupun ada ibu-ibu yang berdiri, dan ada juga cewek yang ramah dan mau mengalah . Banyak banget deh yang bisa gue observe di damri .

Tukang jualan juga bervariasi . Mulai dari yang jualannya standar macam koran dan makanan-minuman, sampe ada yang jualan PENITI . Yap, peniti sekitar 2 lusinan yang dibungkusin kecil-kecil . Sakti ya ? Perjuangan buat dapet sesuap nasi dicapai dengan berjualan peniti . well, mungkin beberapa orang diantara kita ada yang mikir "Ngapain juga jualan peniti ? Orang kan nggak setiap saat butuh peniti ?" atau "Kenapa nggak jualan koran atau makanan ? Kan lebih cepet laku dan untungnya juga lebih gede ." .

Setelah gue pikir-pikir, ya mungkin bapak atau ibu tersebut cuma punya modal yang cukup buat jualan peniti dan mereka merasa lebih nyaman berjualan peniti dibanding berjualan makanan atau koran . Koran ama makanan kan ada kadaluarsanya . Kalo peniti, asalkan disimpen rapi dan nggak kena air, awet dan nggak bakal karatan . Iya nggak ? Pada intinya gue salut lah sama mereka yang jualan barang-barang yang ‘nggak biasa’ . Biar aneh yang penting halal karena sesungguhnya rezeki udah ada yang mengatur, Sodara-sodara . *ciee .. ehm*

Selain itu, di damri juga gue bisa lihat berbagai jenis pengamen . Ada yang suara sember kayak kaleng karatan kelindes truk tronton, ada yang sayup-sayup gembel dan mengganggu telinga, ada yang suaranya lumayan merdu, dan ada yang juga yang sudah merdu, komplit pula alat musiknya . Yang jenis terakhir itu rada jarang dan pelaku-pelakunya bisa dihapal .

Hmm .. bukan bermaksud menghina ya . Gue tahu mengamen itu halal, tapi ketika jatuhnya jadi menganggu orang bukannya malah jadi dosa ya ? Apalagi kalo suaranya melengking kaya kucing kejepit atau mirip suara orang lagi bergumam nggak jelas . Berikut lagunya kadang-kadang nggak sampai selesai . Emang sih pas udah beres ‘nyanyi’, pengamen-pengamen itu suka minta maaf kalau-kalau suara dia menganggu . Tapi, dia sebenernya nyadar nggak sih kalau dia kurang layak tampil ? Kalau kata gue mah ya, udah tahu suara sangat tidak menunjang ya jangan ngamen lah . Mending jualan apaan gitu . Tetep harus ngomong tapi yang jelas nggak perlu repot-repot berdoremi dan berusaha menyelaraskan suara mereka dengan suara alat musik .

Suatu kali, bis yang gue tumpangi dinaiki seorang pengamen anak-anak . Kebetulan waktu itu gue duduk paling belakang dan anak itu masuk lewat pintu belakang . Sebelum maju ke bagian depan bis, dia keliatan mikir dulu . Udah gitu megang-megang tenggorokannya . Kayanya tegaaannnng banget . Akhirnya, nggak lama kemudian dia maju dan mulai nyanyi . Lagu yang dibawain kalo nggak salah lagunya Letto, Sebelum Cahaya . And guess what ? Suaranya nggak jelas dan sejauh yang bisa gue dengar, fals abis . Maaf ya, Dik . Tapi keliatannya dia nyadar dan segera berhenti sambil mengulurkan topi, berharap ada yang ngasih receh seratus- dua ratus . Sayangnya, nggak ada satu pun yang ngasih . TERMASUK GUE . Gue nggak merasa terhibur dengan nyanyian dia . Dan apa yang terjadi pada kali kedua anak itu naik di bis yang gue tumpangi ? Dia jualan stiker HP lucu-lucu dan nggak lagi menganggu orang dengan suaranya yang nggak jelas itu . Pahala buatmu, Dik . Amin .

Gue sebenernya nggak mau pilih-pilih soal bersedekah karena bersedekah itu harusnya pada siapa saja . Tapi gue cuma nggak mau orang-orang itu jadi manja dan terus melakukan hal yang sama padahal yang dia lakukan itu menganggu orang lain . Nggak ngamen kan masih bisa jualan atau kerja apa gitu . Sekedar bawa kemoceng buat bersihin kaca mobil lebih bagus gue rasa . Daripada nyanyi-nyanyi tapi ganggu ?

Sampai sekarang gue juga nggak bisa ngasih sedekah sama peminta-minta . Jujur gue sangat sangat nggak suka dengan para peminta-minta itu . Kenapa mereka nggak ngelakuin sesuatu yang lebih terhormat sih ? Bisa kan dari uang hasil mereka meminta-minta itu, mereka jadiin modal untuk melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat supaya mereka nggak minta-minta lagi . Gue setuju banget sama pemerintah kota Jakarta yang membuat peraturan daerah soal melarang penduduknya untuk memberi uang pada peminta-peminta . Memberi uang pada mereka sama aja membuat mereka bodoh dan merasa nyaman jadi benalu orang lain ! Ada seseorang yang mengatakan, "Jangan beri ikan pada orang yang sedang kelaparan, tapi ajari ia bagaimana cara mendapatkan ikan tersebut .". Sekali-kali perlu lah mereka dikasih pelajaran bahwa meminta-minta itu tidak terhormat dan menyusahkan orang-orang disekeliling mereka . Lebih baik cari jalan lain yang lebih terhormat dan halal untuk mendapatkan uang .

Huff .. kok berasa jadi semi-ceramah gini ya ? Kaya yang sendirinya udah bener aja ya . Haha . Yaa, itu kan pendapat gue aja . Mungkin ada yang setuju dan ada yang enggak . Yang jelas, gue sedih aja melihat orang-orang Indonesia dari hari ke hari semakin nggak terarah dan kelihatannya tidak mau melakukan perbaikan . Haloo .. sampe kapan kita mau kaya gini ? Disebut orang-orang miskin, bodoh, nggak tahu aturan, benalu ? Sampe kapan ? Makanya, kita buat perubahan sekarang . Seperti yang selalu dikumandangkan : MULAI DARI DIRI SENDIRI . Kan katanya kita udah bangkit dari 100 tahun yang lalu dan udah merdeka selama 62 tahun . Ok ? We can make it, people !! HIDUP INDONESIA !!

0 comments:

Posting Komentar

rumah riisu © 2009. Design by :Template-Kis Sponsored by: Kiswanto